Kamis, 03 April 2014

Warisan Bapak

"engkok tak ebeerik eh dunnyah, engkok comak bisah a berrik kakeh elmoh, ben usaha menyekola kakeh makle tak engak engkok "
"saya tidak dapat memberikan warisan apapun, saya hanya bisa memberikan ilmu dan  berusaha menyekolahkanmu sebagai bekalmu"

Bapak yang tidak tamat SD, memiliki hitungan hari yang bisa dibilang unik, namun hal ini perlu dipelajari. Orang eropa terkenal dengan mitologi yunaninya. Seyogyanya masyarakat jawa bangga dengan budayanya yang penuh dengan mitologi yang perlu dilakukan research untuk mengungkapnya, hal ini yang menjadi motivasi penulis untuk menulis cacatan pendek ini.

Kempabali pada hitungan hari yang “bapak”. banyak masyarakat yang bertanya pada  bapak terkait hari yang disebut dengan dino dan pasarannya untuk melakukan kegitan pertanian seperti hari menanam dan hari memanen dll, hal ini menimbulkan pertanyaan besar dalam benak penulis, kenapa dengan hari (dina) dan yang mereka sebut dengan pasaran?. Hal ini membuat penulis untuk bertatanya tentang apa yang ada di balik semua itu.

Hari itu penulis dan bapak berada di ladang sedang memcari rumput untuk pakan ternak. penulis bertanya tentang hal yang selama ini mengganjal dalam benaknya, kendatipun penulis telah menyadari kalau pemikirannya telah jauh lebih faktual dan saintis dengan pemikiran bapak yang anggap tradisionala. Namun hal ini tidak menghentikan tekat penulis untuk mempelajari hal yang anggap baru.

Mulanya bapak menyuruh untuk menghafal bobot dari masing masing hari, karena dalam hari memiliki bobot masing-masing, sebagaimana beriku:


Setelah beberapa hari disel-sela kesibukan tugas kuliah S1 waktu itu penulis menghafalkan bobot-bobot yang terkandung dalam hari atau dino itu. Kemudian saya, bertanya lagi yang keduakalinya pada bapak, “saya sudah hafal bobot hitungan hari”, namun untuk menguasai kalender jawa yang awalnya penulis anggap mudah itu masih ada beberapa tahap lagi. Setelah hitungan hari hafal dengan sempurna ada hitungan pasaran, ialah sebagai berikut:


Hari dan pasaran, semunya telah dihafal, namun hingga saat itu penulis belum tahu kegunaanya. Namun ternyata, dino dan pasaran dapat menghasilkan naptu setelah dilakungan penghitungan. Misalkan: Rabu Wage, rabu=7 dan wage=4 maka jumlahnnya 11. Angka 11 ini memiliki makna yang disebut dengan makna pitungan. Dari makna ini dapat di ketahui sifat-sifat dari naptu yang dimiliki setiap dino dan pasaran.

Dari hasil pitungan ini dapat dijadikan sebuah acuan dalam melakukan setiap hal, misalkan: membangun rumah, pertanian bahkan perjodohan. Hitungan naptu untuk perjidihan ialah: menjumlah hasil pitugan dari dua masing-masing yang hendak dilihat perjodonya. Dengan demikian akan diperoleh hasilnya. Hasil ini dilihat urutannya dengan yang disebut gempo’. Gempok ialah 1. Sandang 2. Pangan. 3. Gedung. 4. Lara. Dan 5. Pati.
Hitungan hasil dari pitungan dari masing-masing yang hendak dilihat perjodonya, akan memiliki arti yang baik jiaka diakhiri dengan Sandang, Pangan, Gedung dan akan memiliki dampak yang buruk apabila diakhiri dengan Lara dan Pati. Conto:
17; Bumi R + 15; Serngingi = 32; Pangan

Namun yang menjadi pertanyaan bagi penulis yang selama ini mengenyam pendidikan pesantren dan formal yang tidak mengenal ilmu kejawen ini masih bertanya tanya tentang apa naptu ini? Bagaimana adanya?.
Pertanyaan-pertanyaan ini dikit sedikit dapat terjawab, ilmu astronomi yang ada di tanah jawa ini telah mendahului peradabanya. Dari bobot-bobot pasaran dan dino memiliki filosofi terkait kelmuan astronomi yang mendalam:

Minggu neptu 5
Senin neptu 4
Selasa neptu 3
Rabu neptu 7
Kamis neptu 8
Jumat neptu 6
Sabtu neptu 9
Jumlah  42

Kliwon neptu 8
Legi neptu 5
Pahing neptu 9
Pon neptu 7
Wage neptu 4
Jumlah = 33

Jika neptu hari dan pasaran dijumlahkan : 42 +33 = 75.

Angka 75 ini bila dipecah :
7 = merupakan jumlah hari yang ada (7 hari)
5 = jadi jumlah pasaran 5.
Sedangkan bila kedua angka tersebut dijumlahkan maka akan ketemu jumlah bulan. 7 + 5 = 12 menjadi jumlah bulan dalam 1 tahun. 

Rangkuman:



Selebihnya wallahu a’lam bissawab.... Sukran....


2 komentar: